Kaitan Abnormalitas dengan strees, motivasi, Gender
0 Comments »
Pengertian
dari Abnormal
Abnormal
sendiri bias di artikan (abnormal behavior) bagi para hli
seringkali disebut dengan gangguan perilaku (behavior disorder), atau
ada juga yang menyebutnya lagi dengan mental ilness (Morgan dkk, 1984).
Hubungan Degan motivasi
Motivasi merupakan suatu sugesti atau dorongan yang
muncul karena diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari diri
sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar orang tersebut menjadi orang yang
lebih baik dari yang sebelumnya. Motivasi juga bisa diartikan sebagai sebuah
alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.
Empat
area utama motivasi manusia adalah makanan, cint, seks, dan pencapaian.
Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang
melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi instrinsik (keinginan
beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau
kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan
untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal.
disamping itu terdapat pula fsktor yang lain yang mendukung diantaranya ialah
faktor internal yang datang dari dalam diri orang itu sendiri.
Menurut Cut Zurnali (2004), motif adalah faktor-faktor yang
menyebabkan individu bertingkah laku atau bersikap tertentu. Jadi dicoba untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh
seseorang? Apa yang menyebabkan mereka melakukan sesuatu pekerjaan atau
aktivitas. Ini berarti bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan yang ada di
dalam dirinya (inner needs) yang menyebabkan mereka didorong, ditekan atau
dimotivasi untuk memenuhinya. Kebutuhan tertentu yang mereka rasakan akan
menentukan tindakan yang mereka lakukan.
Lebih lanjut Cut Zurnali mengutip pendapat Fremout E. kast dan
james E. Rosenzweig (1970) yang mendefinisikan motive sebagai : a motive
what prompts a person to act in a certain way or at least develop appropensity
for speccific behavior. The urge to action can tauched off by an external stimulus,
or it can be internally generated in individual thought processes. Jadi motive
adalah suatu dorongan yang datang dari dalam diri seseorang untuk melakukan
atau sedikitnya adalah suatu kecenderungan menyumbangkan perbuatan atau tingkah
laku tertentu.
William G Scott (1962: 82) menerangkan tentang motive adalah
kebutuhan yang belum terpuaskan yang mendorong individu untuk mencapai tujuan
tertentu. Secara lengkap motiv menurut Scott motive are unsatiesfied need which
prompt an individual toward the accomplishment of aplicable goals. Berdasarkan
uraian di atas dapat dikatakan, motive adalah dorongan yang ada di dalam diri
seseorang untuk melakukan perbuatan guna memenuhi kepuasannya yang belum
terpuaskan. Selain itu, Maslow sebagaimana diungkap pada halaman sebelumnya
membagi kebutuhan manusia ke dalam beberapa hirarki, yakni kebutuhan-kebutuhan
fisik, keselamatan dan keamanan, sosial, penghargaan atau prestise dan
kebutuhan aktualisasi diri.
Hubungan
dengan stress
Stress
adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat
membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada
dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental.
Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena
stress, disebut strain.
Menurut
Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif,
apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan
dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita
berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu
sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman
atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan,
menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Menurut
Mason (1971 ) membantah konsep yang mengatakan bahwa stress hanyalah merupakan
badaniah saja. Ditunjukkkannya bahwa daya adaptasi seseoarang itu tergantung
pada faktor-faktor kejiwaan atau psikologiknya yang menyertai stresor. Stres
bukanlah konsep faal saja, lebih banyak dilihat sebagai konsep perilaku, setiap
reaksi organisme terhadap stresor memungkinkan sekali terlebih dahulu dimulai
oleh kelainan perilaku dan kemudian mungkin baru terjadi akibat faal, kemudian
Mason (1976 ) menunjukkan bahwa terdapat pola hormonal yang berbeda terhadap
stresor fisik yang berbeda.
Hubungan
jenis kelamin
Secara umum,
penyebab terjadinya abnormalitas dapat di klasifikasikan menjadi dua, yaitu
yang disebabkan oleh gangguan biologis dan gangguan psikologis. Tentunya kedua
sumber penyebab ini saling berinteraksi atau bahkan saling menguatkan
menyebabkan abnormalitas.
Kali ini,
pembahasan kita tentang abnormalitas diarahkan kepada gangguan biologis.
Gangguan biologis penyebab abnormalitas bisa karena gangguan congenital,
gangguan kromoson (struktur genetika), paparan bahan-bahan kimia, dan penyebab
biologis lain. Untuk pembahasan lebih rinci, kita akan bahas pada bahasan lain.
Pada kesempatan ini, kita tuntaskan pada pembahasan gangguan abnormalitas yang
berhubungan dengan kromosom dan gen.
Pada beberapa
kasus, abnormalitas memberi ciri pada proses genetik. Beberapa abnormalitas ini
meliputi seluruh kromosom yang tidak terpisah dengan benar pada pasa pembelahan
sel (fase miosis). Abnormalitas lain dihasilkan dengan adanya pewarisan gen
yang abnormal atau adanya mutasi gen.
Kadang saat gamet
dibentuk. Sperma dan sel telur tidak mempunyai rangkaian normal 23 pasang
kormosom. Contoh yang paling jelas adalah sindrom down dan
abnormalitas kromosom jenis kelamin.
Abnormalitas Yang Berhubungan dengan
Kromosom
Sindrom Down
Seseorang dengan
sindrom down memiliki wajah yang bulat, tulang tengkorak yang datar, lipatan
kulit ekstra diatas kelopak mata, lidah yang panjang, tangan dan kaki yang
pendek, dan keterbelakangan dalam kemampuan mental dan motorik.
Sindrom ini
disebakan oleh adanya duplikasi ektra dari kromosom 21. Tidak diketahui mengapa
kromosom ektra dapat muncul, tetapi kesehatan dari sperma laki-laki dan sel
telur perempuan dapat terlibat.
Sindrom down
muncul pada sekitar satu dalam setiap 700 kelahiran. Wanita antara umum 18
hingga 38 lebih tidak mungkin melahirkan bayi dengan sindrom down dibandingkan
dengan waniya yang lebih muda atau yang lebih tua.
Abnormalitas yang Berhubungan dengan
Jenis Kelamin
Bayi yang baru
lahir memiliki kromosm X dan Y, atau dua kromosom XY untuk laki-laki dan XX
untuk perempuan. Embrio manusia haru memiliki setidaknya satu kromosom X untuk
dapat tumbuh. Abnormalitas kromosom yang berhubungan dengan jenis kelamin yang
paling umum melibatkan adanya kromosm ekstra (baik X atau Y) atau ketiadaan
satu kromosom X pada perempuan.
Sindrom Klinefelter
Sindrom
klinefelter merupakan kelainan genetik di mana laki-laki memiliki kromosom X
ektra, membuat mereka menjadi XXY dan bukan XY. Laki-laki dengan kelainan ini
memiliki testis yang tidak berkembang, dan mereka biasanya memiliki dada yang
besar dan tumbuh tinggi. Sindrom klinefelter terjadi sekitar satu dalam setiap
800 kelahiran hidup anak laki-laki.
Sindrom Fragile X
Sindrom fragile X
adalah kelainan genetic yang merupakan akibat dari abnormalitas dalam kromosom
X, yang menjadi terhimpit dan sering pecah. Defesiensi mental sering menjadi
konsekuensi tetapi defesiensi ini mungkin mengambil bentuk berupa
keterbelakangan mental, gangguan belajar, atau rentang perhatian yang pendek.
Kelainan ini lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada perempuan,
kemungkinan pada kromosom X kedua pada perempuan dan menegasikan efek negative
gangguan ini.
Sindrom Turner
Sindrom turner
adalah kelainan kromosom pada perempuan di mana sebuah kromosm X hilang dan
menjadikan pemiliknya XO dan bukan XX, atau kromosom kedua terhapus sebagian.
Perempuan dengan sindrom ini berpostur pendek dan mempunyai leher yang tersambung
oleh membran kulit. Mereka dapat tidak subur dan mengalami kesulitan
matematika, tetapi kemampuan verbal biasanya cukup baik. Sindrom turner terjadi
kira-kira 1 dari setiap 2500 kelahiran.
Sindrom XYY
Sindrom XYY
merupakan kelainan kromosom dimana laki-laki memiliki kromosom Y ekstra.
Ketertarikan awal pada sindrom ini terfokus pada keprcayaan bahwa kromosom Y
esktra yang ditemukan pada beberapa laki-laki menyumbang terhadap perilaku
agresi dan kekerasan. Meskipun demikian, peneliti kemudian menemukan bahwa
laki-laki XYY tidak lebih mungkin melakukan kejahatan daripada laki-laki XY.
Sumber:
http://walangkopo99.blogspot.com/2013/03/pengertian-motivasi.html
http://lczzz.blogspot.com/2009/10/abnormal.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi#Area_motivasi_manusia
http://www.psychologymania.com/2012/05/pengertian-stress.html
http://www.psychologymania.com/2011/10/abnormalitas-yang-berhubungan-dengan.html
http://lczzz.blogspot.com/2009/10/abnormal.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi#Area_motivasi_manusia
http://www.psychologymania.com/2012/05/pengertian-stress.html
http://www.psychologymania.com/2011/10/abnormalitas-yang-berhubungan-dengan.html
0 Responses to "Kaitan Abnormalitas dengan strees, motivasi, Gender"
Posting Komentar