{Soft Skill} Manusia dan Cinta Kasih
0 Comments »
Cinta…
Jika
kita dengar kata – kata itu maka akan teringat pada satu definisi dasar yang
berhubungan dengan persaan yang mungkin dapat mengingatkan kita pada seseorang
yang memilki arti khusus dalam diri atau hidup kita. Persaan itu “Cinta” pasti
akan datang pada diri setiap manusia ditampik atau tidak. Nurani setiap manusia
pasti akan mengakui tentang perasaan yang satu itu ”Cinta” hanya saja mulutlah
yang berkata bohong.
Cinta
hanya datang pada mahluk Allah yang bernama manusia karena pada diri setiap
diri manusia akan selalu diimbangi oleh akal dan nafsu. Dan cinta tidak akan pernah datang pada mahluk Allah
lainnya karena mereka “Mahluk Allah Selain manusia” hanya memilki nafsu
saja atau bahkan tidak sama sekali. Sebagai contoh sederhana malaikat, ia hanya
memilki kebaikan saja dan selalu beribadah pada Allah begitu pula Iblis yang
hanya memilki nafsu keburukan “menghasut dan selalu mengajak kita “manusia”
agar mengikuti jalannya”. Kebaikan dan keburukan tersebut dapat dikategorikan
kedalam nafsu atau emosionalitas. Pada binatang dan tumbuhanpun demikan. Hewan
atau binatang hanya memilki nafsu dan bukan cinta karena pada hewan atau
binatang didak disertai akal dan nurani.
Perasaan
yang berawal dari pandangan mata hingga turun kehati merupakan bagian dari hidup dan kehidupan manusia, yang esensinya
dapat melahirkan kreatifirtas dan cipta atau hasil karya melalui proses
akhir, yaitu tanggung jawab. Cinta pada dasarnya dapat dikatakan sebagai budaya
yang menggunakan perasaan serta akal sehat.
Dari
sebuah cinta dapat melahirkan satu bentuk seni yang dituangkan dalam goresan
kertas dan kanvas seperti seni lukis dan gambar.
Dari
sebuah cinta dapat melahirkan satu bentuk seni yang memadukan irama dan nada
dalam satu dinamisasi yang dikenal sebagai lagu dan seni musik.
Dari
sebuah cinta dapat melahirkan satu bentuk seni melalui goresan pena yang
disebut sajak, pantun atau novel.
Dari
sebuah cinta dapat melahirkan satu bentuk seni yang menggabungkan antara
medidisasi nada dan goresan pena yang melahirkan drama, film dan lain sebagainya.
Dan
dari sebuah cintalah dapat melahirkan tanggung jawab, baik pada pasangan atau
orang yang kita cintai atau pada lainnya, maka
Dari
sebuah cintalah terlahir manusia – manusia baru yang menghuni semesta kita ini.
Ungkapan
yang ditimbulkan dari satu kata cinta tentulah tidak dapat dilepaskan dari
suatu media perantara yang dapat menggambarkan dan memvisualisasikan serta
mendefinisikan tentang perasaan “Cinta” tersebut, baik melalui alat komunikasi
“bahasa” yang melahirkan sajak, puisi dan lain sebagainya atau bahkan yang
meng-irama-kan nada dan shimpony.
Jika
kita berbicara mengenai cinta maka itupun tidak dapat dipisahkan dengan unsur –
unsur seni dan kebudayaan yang ada. Cinta sama dengan budaya yaitu suatu
rasa, karya dan karsa.
Tapi
cinta itu bermata dua, seperti pisau, memiliki sisi baik dan sisi buruk. Manis
jika di sisi baik, pahit jika di sisi buruk, jangan lah terlena dengan cinta,
jaganlah berlebihan dengan cinta. Karna cinta anda bisa menjerumuskan anda pada
jalan yang salah, cintai lah seseorang dengan sewaajarnya. Cinta kita yang
berlebih hanya Untuk Allah Swt semata, tak ada yang lain.
Cinta
bukanlah suatu monopoli orang dewasa
saja tetapi cinta juga dapat hadir pada anak kecil tanpa memandang siapa, dari
mana, warna kulit dan lain sebagainya. Karena cinta pada dasarnya merupakan
suatu rasa yang sangat sulit untuk diungkapkan, baik dengan kata atau nada.
Cinta itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari kasih dan sayang karena
keduanya “antara kasih dan sayang” merupakan aplikasi lanjutan atau esensi dari
sebuah kata cinta melalui beberapa kata dalam bentuk kasih, sayang, pemujaan
dan lainnya yang kesemuanya akan dibalut dalam satukata tingkat tinggi, yaitu
tanggung jawab.
Cinta
itu sendiri memilik unsur – unsur yang mempengaruhinya. Dengan kata lain
penunjang sebagai pembuktian dari pengorbanan karena cinta syarat akan
pengorbanan. Seperti ; Tanggung jawab,
pengorbanan, kejujuran, pengertian saling percaya dan terbuka dan masih banyak
lagi.
Muhamad
Iqbal. eorang philosof Pakistan mengatakan tentang cinta. Cinta dimata Iqbal memiliki dimensi spiritual yang
dinamakan Isyq-o muhasbat yang memberikan daya kreatifitas yang
hidup dan sebagai berdirinya suatu pribadi dan kepribadian. Dimana cinta
menduduki urutan pertama dalam tariqh (suatu jalan, cara atau ikhtiar) hingga
menuju penyempurnaan diri dan pensucian hati. Cinta menurutnya juga
merupakan stasiun terakhir yang terletak pada Allah yang bersifat fundamental.
Definisi
tepat yang dapat menggambarkan tentang cinta sangatlah sulit untuk dijelaskan secara
terperinci dan sempurna, karena jika api cinta sudah berlobar maka akan sangat
sulit untuk dipadamkan. Cinta merupakan kekuatan spiritual yang dapat
membangkitkan fungsi – fungsi kecerdasan emosional dan secara spiritualitas
dapat menembangkan potensi – potensi orang yang sedang mengalaminya.
Manusia dan cinta itu sangat berkaitan, tanpa adanya cinta kehidupan manusia bakal hambar, atau pun sebaliknya tanpa manusia cinta itu gak bakal ada. jadi bisa di bilang peranan cinta di kehidupan sangat lah central juga, Cinta adalah perasaan khusus yang sangat special, karna selalu berhubungan dengan orang yang kita cintai atau sayangi. Dengan cinta kita bisa menghasilkan seni, dengan cinta dapat menghasilkan tanggung jawab, dengan cinta lahir lah seorang bayi suci. sisi baik cinta emang selalu patut untuk di tunggu, Tapi sisi baik itu selalu berdampingan dengan sisi buruk, di sini lah kita di tuntut untuk coba mengontrol cinta kita. Mengontrol hawa nafsu kita, agar cinta itu tidak menjadi berlebihan, dan menjadi cinta yang murni seutuhnya. Mencitai seseorang jangan lah berlebihan, jangan sampai terjerembab di angan angan cinta. Dan jangan melupakan dari mana datangnya cinta. cinta yang sepenuh hanya milik Allah, dan cintailah Allah dengan sepenuh hati. Karna cinta adalah milik Allah.
Sumber :
http://filsafat.kompasiana.com/2010/04/20/manusia-dan-cinta-kasih/
0 Responses to "{Soft Skill} Manusia dan Cinta Kasih"
Posting Komentar